dbpedia-owl:abstract
|
- Pertempuran Shanghai adalah pertempuran pertama dari 22 pertempuran besar antara Tentara Revolusioner Nasional, Republik Cina dan Tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Sino-Jepang Kedua. Pertempuran ini adalah salah satu yang paling besar dan paling berdarah selama masa perang tersebut. Sejak 1931, Cina dan Jepang telah terlibat dalam konflik-konflik kecil tiada putus, seringkali dikenal sebagai ”insiden”, yang membuat Cina kehilangan wilayah sepotong demi sepotong. Pada Agustus 1937, mengikuti Insiden Jembatan Marco Polo pada 7 Juli, dan invasi Jepang terhadap Cina Utara, Generalissimo Chiang Kai-shek memutuskan untuk memimpin Cina dalam perang total terhadap Jepang, meskipun tanpa deklarasi resmi. Perlawanan Cina di Shanghai bertujuan mematahkan gerak maju Jepang yang cepat, memberikan banyak waktu yang diperlukan kepada pemerintah Cina untuk memindahkan industri-industri vital ke tempat yang lebih dalam, di mana pada saat yang sama berusaha mengambil simpati Kekuatan Barat. Selama tiga bulan pertempuran sengit, Pasukan Cina dan Jepang bertempur di pusat kota Shanghai, kota-kota terpencil, dan pantai-pantai sepanjang pesisir Provinsi Jiangsu, tempat Jepang melakukan pendaratan amfibi. Tentara Cina hanya mengandalkan senjata-senjata kaliber kecil dalam melawan serangan gencar besar-besaran dari udara, laut, dan kekuatan pemukul lapis baja Jepang. Pada akhirnya, Shanghai jatuh, dan Cina kehilangan sebagian besar pasukan terbaik mereka, serta gagal mendapatkan intervensi internasional. Namun demikian, perlawanan Cina datang sebagai kejutan besar terhadap penyerbu Jepang, yang telah terindoktrinasi dengan pikiran superior secara budaya dan militer, dan secara dramatis menurunkan moral tentara Jepang. Cerita kepahlawanan mempertahankan Shanghai dan cerita selanjutnya mengenai kekejaman tentara Jepang yang amat terkejut dengan perlawanan tersebut, menginspirasi bangkitnya perlawanan nasionalisme Cina dalam sebuah konflik brutal selama delapan tahun. Di Cina, Pertempuran Shanghai dikenal sebagai Pertempuran Songhu. Kata Song berasal dari Wusong (吳凇), nama lain Sungai Suzhou, sebuah sungai kecil yang mengalir melalui Shanghai. Hu (滬) adalah singkatan untuk kota itu sendiri. Dalam beberapa sumber Jepang, pertempuran tersebut dikenal sebagai "Insiden Shanghai Kedua", membedakannya dengan Insiden Shanghai Pertama pada 1932. Namun demikian, Pertempuran Shanghai 1937 adalah sebuah pertempuran skala penuh menandai awal perang mati-matian antara dua negara tersebut. Istilah “insiden” secara tradisional digunakan untuk memperhalus invasi Cina oleh Jepang. Pertempuran dapat dibagi ke dalam tiga tahap, dan secara keseluruhan melibatkan hampir satu juta pasukan. Tahap pertama berlangsung dari 13 Agustus sampai 22 Agustus, yaitu saat Tentara Revolusioner Nasional berusaha menghalau kehadiran Tentara Kekaisaran Jepang dari pusat kota Shanghai. Tahap kedua berlangsung dari 23 Agustus sampai 26 Oktober, yaitu selama Jepang melancarkan pendaratan amfibi di pesisir Jiangsu dan kedua pihak bertempur dari bangunan ke bangunan, dengan Jepang berusaha memperoleh kendali terhadap kota dan daerah di sekitarnya. Tahap terakhir berlangsung dari 27 Oktober hingga akhir November, melibatkan mundurnya tentara Cina dalam menghadapi manuver penjempitan Jepang, dan kemudian pertempuran di jalan menuju ibukota Cina, Nanjing.
|